Suatu kali di tahun 2015 saya dan suami pergi ke Eropa, hanya untuk short holiday. Kami pergi tanpa riset terlebih dahulu, bahkan kita sempat merubah itinerary perjalanan, yang tadinya mau ke Italia, kami merubah perjalanan ke Santiago de Chile, Amerika Selatan. Kami tiba di Benua Eropa tepatnya di Belanda, di sana kami menginap tiga hari lalu kami melanjutkan perjalanan ke Paris (hanya untuk transit). Dari Paris (kami sempat berpose di Menara Eiffel) kami langsung naik pesawat menuju Chile, Amerika Selatan, di Chile hanya stay selama dua hari.
Perjalanan tersebut benar-benar melelahkan dan tidak rekomen untuk dilakukan sih hehe. Karena unplanning, akhirnya kami hanya punya sedikit waktu untuk bersantai. Bahkan selama liburan 2 minggu tersebut berat badan saya turun 5kg, alasannya selain lelah adalah kesulitan memilih makanan. Bagi saya dan suami, makanan halal merupakan hal utama ketika berlibur di luar negeri. Karena tidak sempat riset restoran halal dan tidak pula punya banyak waktu untuk memasak, akhirnya kami berdua paling sering makan buah, salad, telur, dan daging sapi/ ayam.
Mungkin suatu hari kisah perjalanan ke Eropa tersebut bisa kami ulangi lagi dengan lebih menyenangkan. Dan pastinya akan kami lakukan riset terlebih dahulu sebelum pergi ke Eropa agar bisa memperhitungkan budget traveling, mengingat standar harga makanan di Eropa lebih tinggi, apalagi untuk makanan-makanan Indonesianya.
Eropa sangat berbeda dengan Australia, ya mungkin ini lah sebabnya saya hanya baru sekali saja ke Eropa. Selain faktor makanan halal yang agak susah di dapat di Eropa, saya juga merasa penerbangan jarak jauh sangatlah melelahkan kalau hanya dua minggu di sana, rasanya akan menghabiskan banyak waktu, tenaga dan uang yaa kalau liburan ke Eropa hehe. Australia berkebalikan dengan Eropa, that’s why saya dan suami sudah sering kali berkunjung ke Australia!
Proses Apply Visa Australia
Traveling ke Australia sangat menyenangkan, selain penerbangan dari Indonesia yang hanya memakan waktu kurang lebih 6-7 jam saja, disanapun kita akan mendapatkan vibes seperti liburan ke Eropa tapi sangat ramah bagi muslim! Karena di sana dengan mudahnya akan kita temui makanan halal.
Saya hanya pernah ke New South Wales (Sydney dan sekitarnya) dan Victoria (Melbourne), tapi ke Melbourne baru sekali saja, jadi saya tidak terlalu tahu tentang wisata dan kuliner disana.
Kami memiliki multiple entry Visa Australia yang berlaku selama tiga tahun. Ini adalah Visa Australia saya dan suami yang kedua kali. Pertama-tama tentunya saya dan suami melakukan proses apply Visa Australia disitus resminya Imigrasi Australia, teman-teman bisa cek di link ini ya.
Australia benar-benar negara yang ramah banget buat wisatawan mancanegara, apply visanya aja gak perlu pakai agen, gak perlu datang ke kantor kedutaannya untuk interview, semua bisa diproses melalui website imigrasi mereka saja. Hanya saja yang menjadi tantangan buat kita adalah kita harus menyiapkan email yang akan digunakan untuk mendaftar, termasuk anak-anak pun harus memiliki email. Lalu, semua dokumen yang dipersyaratkan harus disimpan dalam bentuk pdf atau foto/scan. Saat apply visa tersebut, ada sekitar 20 pertanyaan lebih yang harus diisi, semua dokumen harus di upload. Di bagian terakhir, kita harus membayar sejumlah uang, yaitu AUD 195 (sekitar IDR 2,000,000,-) per orang. Nanti kita akan menunggu sekitar 1-2 minggu untuk status aplikasi kita, apakah granted atau gagal.
Saya apply visa Australia (subclass 600) ini proses sendiri dari rumah dan menggunakan laptop pribadi. Jika teman-teman ingin bertanya tentang proses apply Visa Australia ini boleh komen di kolom komentar atau DM ke Instagram saya… Atau jika teman-teman membutuhkan jasa bantuan untuk apply visa Australia boleh kontak saya ya, karena saya sudah beberapa kali memberikan jasa ini dan Alhamdulillah visa nya granted, yang penting syarat dan ketentuannya sudah dipenuhi.
Ke Australia sekaligus Menjalankan Jasa Titip, Seru!
Masih ingat rasanya pertama kali pergi ke Australia, tepatnya ke Sydney di tahun 2017 (udah lama banget yaa) hehe. Ketika itu saya dan suami belum memiliki anak, makanya kami agak bebas travelingnya. Kami menginap di tengah kota, dekat dengan CBD. Saat itu kami bertemu dengan sahabat kami yang bekerja dan menetap di sana. Saya sudah sempat menuliskan sedikit cuplikannya di blog pertama saya berjudul “Belajar Tangguh dari Orang Indonesia di Australia”. Sahabat kami ini dan beberapa sahabat lain yang merantau untuk bekerja di Australia memberikan rasa berbeda di diri saya dan suami ketika kami traveling ke Australia.
Bahkan dijaman itu, saya yang punya semangat berdagang, akhirnya nekat menjalankan bisnis jasa titip (jastip) untuk beberapa produk Australia seperti vitamin, susu, pakaian anak, mainan, dll. Lelah tapi seru! Padahal itu kali pertama tapi bisnis jastipnya memberikan hasil yang menggiurkan, jadilah saya meneruskannya sampai beberapa kali. Tapi, akhirnya saya menyerah ketika terakhir kali jastip membawa bayi. Saya pun merasa passion saya bukan jastip, karena setelahnya saya harus melalui proses membungkus-bungkus barang pesanan tersebut, belum lagi saya harus benar-benar menghitung uang yang sudah masuk dan kekurangannya. Saya hanya senang belanja sepertinya hahaha! Semoga saya bisa membeli banyak produk-produk Australia yang kualitasnya sudah tidak diragukan lagi. Aamiin!
Beberapa produk unggulan seperti:
- Multivitamin: Lifespace, Blackmores, Elevit, Bioglan, Swisse, Ostelin, dll
- Pakaian anak dan dewasa: Bonds, Kmart, Target, dll
- Coklat: Timtam, Lindt, Kitkat, M&M, Cadburry, Maltessers, dll
Barang-barang di Australia tentunya memiliki harga yang terjangkau, misal untuk produk pakaian anak yang biasa dibeli di Kmart dan Target memiliki harga yang jauh lebih murah daripada pakaian anak-anak di toko Mothercare, begitupun dengan mainan anak-anak. Tapi memang ketika jastip nya tidak hand carry, harga barang tersebut akan sama mahalnya ketika masuk ke Indonesia. Makanya saya tidak pernah membawa pesanan orang dalam jumlah banyak.
Sangat seru nih kalau membahas toko-toko yang menjadi incaran para jastipers di Australia. Karena sebenarnya toko-toko tersebut tersebar seperti Indomart dan Alfamart gituuu loh! Mungkin di lain waktu saya akan bahas terpisah ya.
Kuliner di Australia Banyak Yang Halal!
Tentunya produk makanan yang saya jastipin itu saya pastikan halal certified, sudah banyak produk-produk Australia yang sudah halal yang dijual di supermarket mereka. Berbeda dengan Eropa, di Australia ini bisa mudah ditemukan restoran yang sudah berlogo halal. Alhasil kita gak akan kelaperan kalau traveling di Australia. Makanan berprotein dan karbohidrat ketika traveling di luar negeri tuh penting banget guys! Karena, kita akan menghabiskan banyak waktu untuk berjalan kaki dan kadang menggembol tas ransel. Kalau kurang makan bisa-bisa badan kita jadi lemes hehe.
Karena saya dan suami memiliki beberapa sahabat di Australia, jadi saya sudah punya banyak rekomendasi restoran halal yang enak rasanya!
Berikut beberapa list restoran halal favorit di Sydney dan sekitarnya!
- Pondok Selera
- Island Dreams Cafe
- Jimmy’s Recipe
- Sydney Fish Market
- It’s Time For Thai
- Metro Pita Kebab – Turkish Restaurant
Pondok Selera Malaysian Indonesian Food Sydney
Pondok Selera ini kala itu berlokasi di China Town, tapi yang saya tahu, sepertinya restoran ini sudah pindah lokasi dari China Town tersebut. Ketika dahulu saya dan suami saya makan di sini, kesan pertamanya yang pasti murah, karena berlokasi di foodcourt, bukan di mall. Selain murah, masakannya enak (autentik) dan porsinya yang jelas banyak sekali. Duh sayang sekali kalau sampai toko ini harus tutup.
Island Dreams Cafe
Ini merupakan cafe yang menjual masakan khas dari Coco Island yang berlokasi di Lakemba, New South Wales. Lakemba merupakan wilayah suburb yang tidak terlalu jauh dari Sydney. Di Lakemba banyak sekali muslim yang bermukim, yang berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia. Saat saya dan suami beserta sahabat kami ke cafe ini, kami bertemu dengan pemilik cafe ini yang merupakan orang asli dari Coco’s Island. Cocos Island sendiri adalah bagian dari wilayah kekuasaan Negara Australia, tapi kalau ditelusuri sejarahnya, para penduduk Cocos Island awalnya datang dari wilayah Indonesia, makanya mereka pun menggunakan Bahasa Melayu selain Bahasa Inggris.
Di blog lama saya tahun 2017, pernah saya tuliskan kisah tentang Cocos Island ini, mungkin nanti saya akan masukkan ke agenda penulisan untuk menuliskannya lagi, karena sejujurnya saya sangat amazed dengan Cocos Island ini.
Jimmy’s Recipe
Jimmy’s Recipe di Sydney, Australia, menyediakan pilihan makanan Malaysia yang sudah bersertifikat halal, seperti laksa, roti, dan nasi ayam. Berlokasi di tengah Kota Sydney, tepatnya di Circular Quay membuat kami lebih sering berkunjung ke restoran ini untuk mencari makanan enak dan halal. Karena lokasi restoran ini di dalam mall dan di tengah kota, maka jangan heran kalau harganya agak sedikit mahal. Tapi restorannya fancy banget, jadi wajar jika makanan di sini harganya lebih mahal.
Sydney Fish Market
Sydney Fish Market merupakan rumah bagi seafood di Sydney. Di sini kita akan menemukan aneka macam seafood yang segar dan berukuran besar. Ketika kita memilih seafood di sini, nantinya kita akan request untuk di masak menu apa (sesuai dengan list menu mereka). Umumnya masakannya sederhana saja, karena seafood nya sendiri sudah enak. Untuk harganya masih standar, kita harus pintar-pintar memilih, jangan sampai kalap mata!
Kita bisa makan di tempat atau di bungkus. Untuk makan di tempat, disediakan tempat di pinggir danau yang merupakan terusan dari laut. Dan karena banyak sekali burung-burung laut, maka kita harus berhati-hati, tidak boleh memberi makan mereka, jika tidak mereka akan datang lebih banyak lagi dan mengganggu para pengunjung ketika makan. Burung-burung laut tersebut sangat berani dan mengganggu sekali, sampai-sampai mereka naik ke atas meja untuk mengambil makanan dengan paruh mereka.
It’s Time For Thai
It’s Time For Thai merupakan restoran Thailand yang sudah bersertifikasi halal, harga makanan di sini lebih mahal dari Jimmy’s Recipe, tapi wajar saja karena lokasinya restoran ini berada di sebuah ruko yang terletak di dekat Central Station yang merupakan train station pusat di New South Wales. Saat itu kami beberapa kali makan di restoran ini karena kami menginap di Mercure Hotel yang berada di seberangnya. Rasa masakannya benar-benar otentik khas Thailand, asam dan segar! Di restoran ini pun terdapat mushala yaitu di lantai ke dua.
Jika teman-teman merasa harga makanan di sini terlalu mahal, teman-teman bisa menemukan banyak restoran kebab atau snack pack di New South Wales, termasuk di dekat Central Station ini.
Metro Pita Kebab – Turkish Restaurant
Jika ingin makan enak dan harga terjangkau adalah makan kebab atau snackpack, salah satu restoran kebab yang berlokasi dekat dengan Central Station adalah Metro Pita Kebab ini. Ini enak banget dan satu porsi sangat banyak, untuk list menu dan harga, bisa cek link ini.
Mereka menyediakan kursi dan meja untuk makan di tempat, tapi karena berlokasi di pinggir jalan, maka kita akan duduk di kursi-kursi yang menghadap ke jalanan sambil makan kebab atau snackpack. Jika di musim dingin akan menambah nikmat makan kebab hangat di pinggir jalan seperti ini.
Banyak sekali hal yang bisa kita lakukan di Australia, bukan hanya sekedar traveling. Saya dan suami selalu ingin kembali ke sana dan tidak pernah bosan menelusuri jalan yang sama. Masih menjadi impian untuk bisa pindah dan merantau ke Australia terutama di Sydney.
Semoga teman-teman para pembaca juga bisa berkunjung ke Australia ya!